Rabu, Juni 24, 2009

JATI DIRI BANGSA MERUPAKAN KONSEP YANG HIDUP DAN TERBUKA

June 23, 2009, 9:26 pm Berita Pemerintahan Klik: 71
Jakarta
, 23/6/2009 (Kominfo-Newsroom) - Kandidat Calon Wakil Presiden (Cawapres) Boediono dalam paparan misi, visi dan program kerjanya berpandangan, untuk mewujudkan dan meningkatkan pemerintahan yang bersih harus memantapkan jati diri bangsa.
Jati diri bangsa, katanya, dibentuk oleh empat konsensus dasar, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, dan ia adalah konsep yang hidup dan terbuka terhadap perubahan zaman.
�Empat sumber ini yang membentuk sikap kita, dalam melihat, memandang diri kita sendiri, memandang bangsa lain dan memposisikan kita di hadapan Tuhan YME,� kata Boediono saat Debat Cawapres di Studio TV SCTV, di Senayan City, Jakarta, Selasa (23/6).
Ditambahkan, di era globalisasi, jati diri adalah konsep yang hidup dan terbuka terhadap perubahan zaman. �Konsensus dasar inilah pula yang menyatukan kebhinekaan kita,� ujarnya.
Membangun jati diri bangsa, disebutnya, tidak bisa dengan indoktrinasi, dengan represif, atau dengan kekerasan. �Ia harus dibangun dengan memperkuat rasa keadilan dalam memperkuat rasa kebanggaan rakyat dan meningkatkan rasa kesejahteraan rakyat yang makin merata,� jelasnya.
Jati diri bangsa Indonesia dikatakannya juga didukung oleh empat pilar, yakni kebudayaan nasional, politik nasional, ekonomi nasional dan hukum nasional.
Kebudayaan nasional menurutnya ada dua, yaitu mempertahankan dan mengembangkan aset yang sangat berharga dari bangsa yaitu bahasa Indonesia.
Kemudian aspek dalam bentuk kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional.
Untuk bidang politik nasional disebutnya ada dua hal, yakni NKRI harus tetap utuh dan ini harga mati serta memperkuat demokrasi, sedangkan di bidang ekonomi nasional, nilai-nilai Pancasila harus diupayakan untuk masuk dalam kebijakan-kebijakan ekonomi, k
emudian pembangunan infrastruktur yang dapat mempererat, memperkuat integrasi ke dalam ekonomi dan politik.
�Upaya itu diharapkan dapat memberikan rasa keadilan dan perlakuan kehidupan dan kesejahteraan yang lebih adil,� katanya.
Prabowo sedih
Sementara itu kandidat Cawapres Prabowo Subianto mengaku sedih karena melihat kenyataan saat ini masih ada 115 juta rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan Rp20 ribu per hari.
Menurutnya, dirinya sedih karena setelah 64 tahun merdeka, rakyat Indonesia masih belum memiliki penghasilan yang belum memadai.
Menurut Prabowo, kalau bicara jati diri bangsa mau tidak mau harus berbicara tentang sejarah lahirnya bangsa itu sendiri.
Bangsa Indonesia, tambahnya, lahir sebagai bangsa yang mengalami perlawanan panjang melawan penjajahan.
�Rakyat Indonesia mengalami proses penindasan yang lama, proses di mana kekayaan kita diambil. Kita lahir sebagai bangsa majemuk, bermacam-macam ras, suku, agama, tetapi bersatu dalam satu cita-cita untuk meraih suatu kehidupan yang sejahtera,� katanya.
Dia juga mengingatkan bahwa cita-cita bangsa Indonesia pada Proklamasi 17 Agustus adalah ingin membangun masyarakat, negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
(T.Az/ysoel).
Disunting dari web.Depkominfo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar